Jumat, 28 Desember 2007

ALL ABOUT KOMUNIKASI!!!

Pernah gak kalian merasa kesal dengan seseorang? Diungkapkan dengan jujur atau hanya dipendam saja. ...Judulnya tetap saja bikin suasana hati jadi gak nyaman lagi. Seseorang itu bisa saja teman dekat, pacar, orangtua, rekan kerja, suami/istri, saudara atau bahkan orang yang baru saja kita kenal. Masalahnya bisa macam-macam, dari hal yang sepele dan gak penting banget, sampe hal-hal yang besar. Nah, sangat disayangkan deh kalau hubungan kita dengan mereka rusak hanya karena salah paham alias “miss communication.” Masing-masing pihak berpikir dengan pikirannya sendiri-sendiri, lalu menyimpulkannya sendiri. Padahal, semuanya itu belum tentu benar! Di sinilah terjadi “miss understanding” karena proses komunikasi tidak berjalan dengan baik. Nah, semoga resume hasil seminar kecil KKMK St Arnold, 18 September 2007 bareng Ibu Lupi Adriati, seorang professional dari Prasetya Mulya ini akan sangat membantu kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang mengerti benar pentingnya berkomunikasi dengan baik. Yuk, simak bareng-bareng ya ..........

Pengertian KOMUNIKASI

Komunikasi adalah proses interaksi, saling pengertian dan saling mempengaruhi satu sama lain antar manusia. KOMUNIKASI juga merupakan proses penyampaian ide / pesan kepada orang lain agar dapat ditangkap dimengerti, diterima atau mau mengubah tingkah laku. Misal ada dua orang bernama Ani dan Ano, keduanya dikatakan dapat berkomunikasi dengan baik jika apa yang mereka bicarakan satu sama lain “nyambung.” Keduanya saling mengerti, dan ide-ide atau pesan-pesan yang ingin mereka sampaikan ya dapat diterima dengan baik satu sama lain.

Komunikasi itu butuh proses, terkadang butuh media juga (suara, surat, alat bantu, gambar, in focus dll). Bahasa tubuh dan gerak-gerik tubuh terbukti sangat mendukung terjadinya proses komunikasi dengan lebih baik lagi. Maksud/pesan yang disampaikan komunikator (yang menyampaikan pesan) diterima, diolah dan diproses dengan baik oleh sang penerima pesan (komunikan)


Faktor – faktor yang mempengaruhi komunikator

  1. Keterampilan : keterampilan menulis, berbicara, memperagakan, merumuskan ide secara konkrit dan tepat
  2. Sikap : sikap positif ataupun negative yang tampak dalam suara, gerak-gerik dll.
  3. Pengetahuan : penguasaan bahan dan kejelasan dalam penyampaian pesan
  4. Posisi sosial : komunikator yang mempunyai gelar, kedudukan, atau posisi sosial mempengaruhi komunikasi
  5. Kebudayaan : ungkapan berdasarkan kebudayaan tidak selalu jelas bagi penerima dengan kebudayaan lain. Sudah jelas kan, jadi gak perlu diulas panjang lebar lagi ya tentang faktor-faktor ini.

UMPAN BALIK/FEEDBACK adalah akibat dari proses komunikasi yang tampak pada jawaban verbal atau reaksi non verbal. Di sini kita dapat mengukur apakah komunikator telah dapat menyampaikan pesan dan ide-idenya dengan baik atau terjadi “miss communication” yang kerap dalam bahasa gaul kita sebut “gak nyambung” he..he…

Macam-Macam Komunikasi

Komunikasi itu banyak macamnya lho…antara lain:

1. Komunikasi satu arah : Komunikator hanya menyampaikan pesan, komunikasi bersifat pasif.

2. Komunikasi dua arah : Komunikator dan komunikan dapat berganti peran, ide mengalir.

3. Komunikasi Asertif : Cara berkomunikasi yang singkat, jelas, terbuka, jujur, yang akan menumbuhkan sikap saling menghargai, memberi umpan yang membangun, menghadapi taktik manipulatif secara positif, menangani konflik secara positif dan efektif menyatakan “ tidak “ tanpa menyinggung.

4. Komunikasi Agresif : mempertahankan hak dengan mengorbankan kepentingan pihak lain. Memberi pandangan tentang segala sesuatu, memaksakan kehendak, merasa memiliki semua fakta, jelas, langsung, hak mereka lebih penting. Penyebab komunikasi agresif adalah kurang peka, takut haknya dirampas dan reaksi yang berlebihan. Ekspresinya bisa langsung bisa tidak

Perilaku submisif

Dalam ilmu komunikasi dikenal pula perilaku submisif. Perilaku submisif artinya cenderung menerima pandangan, harapan dan perasaan pihak lain. Tidak berani menyatakan perasaannya sendiri, kebutuhannya maupun haknya. Saya tidak penting, punya salah, bertele-tele. Sebabnya adalah rasa takut dianggap memaksa atau menyinggung atau takut kehilangan hubungan. (Nah, siapa nih yang perilakunya cenderung submisif:p)

Berbeda dengan gaya komunikasi ASERTIF yang sangat umum dipakai dalam berkomunikasi yaitu :

l Lisan

- Memberi informasi

- Fokus : tahu dengan jelas apa yang ingin disampaikan

- Deskriptif : terinci, menggunakan contoh

- Gunakan kata “ saya “ agar kepemilikan pernyataan jelas

- Menerima informasi

- Mengakui pandangan, fakta, perasaan dan kebutuhan orang lain

- Tidak memberikan penilaian atau kesimpulan terlalu cepat.


l Bahasa Tubuh

- Kontak mata, tidak menghindar

- Posisi : menghadap, terbuka, tidak defensive

- Suara : jelas, teratur, mantap.

Hambatan Asertivitas

Komunikasi ini memiliki banyak hambatan pada masyarakat kita yaitu:

  • Orang tua / pendidik
  • Kelompok social ( masyarakat )
  • Budaya
  • Pesan – pesan irasional
  • Pribadi : kurang percaya diri, tidak mengenali hak pribadi, tertutup, emosi negative
  • Ketrampilan teknis yang kuat baik verbal maupun non verbal


Tingkat – tingkat komunikasi

Komunikasi dapat terjadi dengan kata – kata verbal ataupun non verbal

Beberapa tingkatan dalam komunikasi:

1. Basa – basi : banyak rintangan pada kedua pihak

2. Tingkat penyampaian fakta : berbagi fakta tanpa menyampaikan pendapat atau penilaian pribadi.

3. Tingkat intelektual : bersedia mengekspresikan pendapat dan pikiran mereka

4. Tingkat isi hati : tidak hanya mengekspresikan pikiran tetapi juga perasaan mereka, ada usaha untuk membangun hunbungan pribadi yang lebih mendalam

5. Kesediaan berbagi : tingkat ini merupakan puncak dari komunikasi.

Dalam tingkat ini orang dapat melepaskan banyak hal yang bernilai tinggi.

Tingkat-tingkat komunikasi ini keren ya?awalnya basa-basi, lalu saling tukar informasi, lalu masing-masing terbuka sampaikan ide dan pikiran, lalu berbagi perasaan isi hati, lalu saling berbagi banyak hal yang bernilai tinggi (seperti persahabatan ya…)

Komunikasi berdaya Guna

Komunikasi lancar belum tentu membawa daya guna, lalu apa tujuannya komunikasi daya guna dan bagaimana sih sifat-sifat komunikasi daya guna ini? Komunikasi berdaya guna bermaksud agar orang lain bersikap seperti yang kita inginkan, mereka lebih terbuka, lebih jujur, lebih jadi dirinya sendiri dan melepaskan TOPENG-TOPENG mereka. (Indah ya kedengarannya…)

Daya guna bertujuan untuk menumbuhkan hubungan antar pribadi dapat mengubah perilaku yang membangun

Sifat komunikasi yang berdaya guna :

Ø Terbuka : kesediaan berbagi dan menerima ide

Ø Saling percaya : satu pihak menghargai kebenaran pernyataan yang disampaikan pihak lain

Ø Ekspresi diri : menyatakan diri dengan jelas

Ø Kepekaan : sikap jawaban tepat terhadap kebutuhan orang lain

Ø Keterampilan menggunakan tekhnik dasar komunikasi.

Satu pesan Ibu Lupi yang buat saya berkesan adalah BERSIKAPLAH ANTUSIAS SAAT BERKOMUNIKASI Karena ANTUSIAS ITU MENULAR, jadi mendukung proses komunikasi itu sendiri.

Suasana semakin hangat walau jarum jam sudah menunjukkan waktu semakin malam pukul 21.00 WIB sewaktu session diskusi dibuka oleh Victor Soni, sang moderator kita:p

Sdr. Merti bertanya :”Bagaimana menghadapi orang-orang yang cenderung berperilaku submisif (selalu menerima, takut menyatakan pendapat, merasa tidak penting, rendah diri dan selalu bilang saya tidak bisa)? (baca perilaku submisif diatas deh ya)

Ibu Lupi menjawab: “Tetap beri dukungan, beri kepercayaan kalau mereka mampu. Tidak ada salahnya “trial and error” jika itu akhirnya akan membangun pribadi yang lebih baik lagi”

Suasana makin hangat saat Sdr Kus bertanya :”Apa ada system untuk membuat orang-orang submisif maju sendiri secara sadar tanpa harus didorong2 lagi?”

Bu Lupi menjawab :” Belum ketemu systemnya, caranya tetap harus didukung, pelan-pelan disadarkan mindsetnya, cara pikirnya, pengaruhi dengan baik dengan penjelasan yang memotivasi. Semua butuh proses untuk belajar!”

Lalu Keavy bertanya sebagai pertanyaan penutup karena waktu terus beranjak malam, “Kalau ada orang yang punya dua sikap submisif dan agresif dengan komposisi yang sama, ada sebutan khusus gak buat orang yang bersikap mix kayak gitu?”

Ibu Lupi menjawab :”Tidak ada sebutan khusus, Orang bijak dapat menempatkan dirinya menjadi tipe-tipe yang tadi sudah kita kenal, seperti tipe submisif, asertif, atau bahkan agresif. Flexibel saja menempatkan diri, sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi. Tak ada orang yang benar-benar submisif, benar-benar asertif atau benar-benar agresif. Dalam tiap orang pasti terdapat semua perilaku itu, hanya saja mana porsi yang lebih besar. Porsi yang lebih besar itu akan menentukan kecenderungan seseorang pada perilaku –perilaku tersebut. (Mau tahu kalian masuk perilaku mana? Nanti tgl 3-4 November di acara KADERISASI kita gali lebih dalam lagi, ada TES-nya juga loh supaya kita lebih tahu en mengenal kita cenderung berperilaku yang mana ya)” Ada dua pertanyaan belum sempet dijawab nanti ditanyakan ulang pas kaderisasi ya Keavy?

Waktu sudah pukul 21.45 acara segera diakhiri oleh moderator Victor Soni, walau masih banyak yang ingin mengajukan banyak pertanyaan (nanti ya berlanjut di acara kaderisasi 3-4 Nov di Puncak) Doa penutup oleh Sdr Merti. Kita juga berdoa untuk kesembuhan rekan kita AGNES yang tengah sakit tifus dan dirawat di Cibubur. Semoga lekas sembuh.

Semoga juga seminar kecil ini memperkaya pengetahuan kita akan pentingnya komunikasi yang merupakan kunci dan inti dari setiap relasi yang kita bangun. Komunikasi yang baik pasti menyelesaikan setiap konflik dan MENGHINDARI KONFLIK-KONFLIK selanjutnya. Semoga ya….

Salam
Elsye

1 komentar:

Anonim mengatakan...

saya berkomunikasi harus liat orangnya.karena saya tidak pandai berkomunikasi..saya takut menyinggung persaan orang.