Pernah gak kalian merasa kesal dengan seseorang? Diungkapkan dengan jujur atau hanya dipendam saja. ...Judulnya tetap saja bikin suasana hati jadi gak nyaman lagi. Seseorang itu bisa saja teman dekat, pacar, orangtua, rekan kerja, suami/istri, saudara atau bahkan orang yang baru saja kita kenal. Masalahnya bisa macam-macam, dari hal yang sepele dan gak penting banget, sampe hal-hal yang besar. Nah, sangat disayangkan deh kalau hubungan kita dengan mereka rusak hanya karena salah paham alias “miss communication.” Masing-masing pihak berpikir dengan pikirannya sendiri-sendiri, lalu menyimpulkannya sendiri. Padahal, semuanya itu belum tentu benar! Di sinilah terjadi “miss understanding” karena proses komunikasi tidak berjalan dengan baik. Nah, semoga resume hasil seminar kecil
Komunikasi adalah proses interaksi, saling pengertian dan saling mempengaruhi satu sama lain antar manusia. KOMUNIKASI juga merupakan proses penyampaian ide / pesan kepada orang lain agar dapat ditangkap dimengerti, diterima atau mau mengubah tingkah laku. Misal ada dua orang bernama Ani dan Ano, keduanya dikatakan dapat berkomunikasi dengan baik jika apa yang mereka bicarakan satu sama lain “nyambung.” Keduanya saling mengerti, dan ide-ide atau pesan-pesan yang ingin mereka sampaikan ya dapat diterima dengan baik satu sama lain.
Faktor – faktor yang mempengaruhi komunikator
- Keterampilan : keterampilan menulis, berbicara, memperagakan, merumuskan ide secara konkrit dan tepat
- Sikap : sikap positif ataupun negative yang tampak dalam suara, gerak-gerik dll.
- Pengetahuan : penguasaan bahan dan kejelasan dalam penyampaian pesan
- Posisi sosial : komunikator yang mempunyai gelar, kedudukan, atau posisi sosial mempengaruhi komunikasi
- Kebudayaan : ungkapan berdasarkan kebudayaan tidak selalu jelas bagi penerima dengan kebudayaan lain. Sudah jelas
, jadi gak perlu diulas panjang lebar lagi ya tentang faktor-faktor ini.kan
Komunikasi itu banyak macamnya lho…antara lain:
1. Komunikasi satu arah : Komunikator hanya menyampaikan pesan, komunikasi bersifat pasif.
2. Komunikasi dua arah : Komunikator dan komunikan dapat berganti peran, ide mengalir.
3. Komunikasi Asertif : Cara berkomunikasi yang singkat, jelas, terbuka, jujur, yang akan menumbuhkan sikap saling menghargai, memberi umpan yang membangun, menghadapi taktik manipulatif secara positif, menangani konflik secara positif dan efektif menyatakan “ tidak “ tanpa menyinggung.
4. Komunikasi Agresif : mempertahankan hak dengan mengorbankan kepentingan pihak lain. Memberi pandangan tentang segala sesuatu, memaksakan kehendak, merasa memiliki semua fakta, jelas, langsung, hak mereka lebih penting. Penyebab komunikasi agresif adalah kurang peka, takut haknya dirampas dan reaksi yang berlebihan. Ekspresinya bisa langsung bisa tidak
Dalam ilmu komunikasi dikenal pula perilaku submisif. Perilaku submisif artinya cenderung menerima pandangan, harapan dan perasaan pihak lain. Tidak berani menyatakan perasaannya sendiri, kebutuhannya maupun haknya. Saya tidak penting, punya salah, bertele-tele. Sebabnya adalah rasa takut dianggap memaksa atau menyinggung atau takut kehilangan hubungan. (Nah, siapa nih yang perilakunya cenderung submisif:p)
l Lisan
- Memberi informasi
- Fokus : tahu dengan jelas apa yang ingin disampaikan
- Deskriptif : terinci, menggunakan contoh
- Gunakan kata “ saya “ agar kepemilikan pernyataan jelas
- Menerima informasi
- Mengakui pandangan, fakta, perasaan dan kebutuhan orang lain
- Tidak memberikan penilaian atau kesimpulan terlalu cepat.
l Bahasa Tubuh
- Kontak mata, tidak menghindar
- Posisi : menghadap, terbuka, tidak defensive
- Suara : jelas, teratur, mantap.
Komunikasi ini memiliki banyak hambatan pada masyarakat kita yaitu:
- Orang tua / pendidik
- Kelompok social ( masyarakat )
- Budaya
- Pesan – pesan irasional
- Pribadi : kurang percaya diri, tidak mengenali hak pribadi, tertutup, emosi negative
- Ketrampilan teknis yang kuat baik verbal maupun non verbal
Komunikasi dapat terjadi dengan kata – kata verbal ataupun non verbal
Beberapa tingkatan dalam komunikasi:
1. Basa – basi : banyak rintangan pada kedua pihak
2. Tingkat penyampaian fakta : berbagi fakta tanpa menyampaikan pendapat atau penilaian pribadi.
3. Tingkat intelektual : bersedia mengekspresikan pendapat dan pikiran mereka
4. Tingkat isi hati : tidak hanya mengekspresikan pikiran tetapi juga perasaan mereka, ada usaha untuk membangun hunbungan pribadi yang lebih mendalam
5. Kesediaan berbagi : tingkat ini merupakan puncak dari komunikasi.
Dalam tingkat ini orang dapat melepaskan banyak hal yang bernilai tinggi.
Tingkat-tingkat komunikasi ini keren ya?awalnya basa-basi, lalu saling tukar informasi, lalu masing-masing terbuka sampaikan ide dan pikiran, lalu berbagi perasaan isi hati, lalu saling berbagi banyak hal yang bernilai tinggi (seperti persahabatan ya…)
Komunikasi lancar belum tentu membawa daya guna, lalu apa tujuannya komunikasi daya guna dan bagaimana sih sifat-sifat komunikasi daya guna ini? Komunikasi berdaya guna bermaksud agar orang lain bersikap seperti yang kita inginkan, mereka lebih terbuka, lebih jujur, lebih jadi dirinya sendiri dan melepaskan TOPENG-TOPENG mereka. (Indah ya kedengarannya…
Daya guna bertujuan untuk menumbuhkan hubungan antar pribadi dapat mengubah perilaku yang membangun
Sifat komunikasi yang berdaya guna :
Ø Terbuka : kesediaan berbagi dan menerima ide
Ø Saling percaya : satu pihak menghargai kebenaran pernyataan yang disampaikan pihak lain
Ø Ekspresi diri : menyatakan diri dengan jelas
Ø Kepekaan : sikap jawaban tepat terhadap kebutuhan orang lain
Ø Keterampilan menggunakan tekhnik dasar komunikasi.
Satu pesan Ibu Lupi yang buat saya berkesan adalah BERSIKAPLAH ANTUSIAS SAAT BERKOMUNIKASI Karena ANTUSIAS ITU MENULAR, jadi mendukung proses komunikasi itu sendiri.
Sdr. Merti bertanya :”Bagaimana menghadapi orang-orang yang cenderung berperilaku submisif (selalu menerima, takut menyatakan pendapat, merasa tidak penting, rendah diri dan selalu bilang saya tidak bisa)? (baca perilaku submisif diatas deh ya)
Ibu Lupi menjawab: “Tetap beri dukungan, beri kepercayaan kalau mereka mampu. Tidak ada salahnya “trial and error” jika itu akhirnya akan membangun pribadi yang lebih baik lagi”
Bu Lupi menjawab :” Belum ketemu systemnya, caranya tetap harus didukung, pelan-pelan disadarkan mindsetnya, cara pikirnya, pengaruhi dengan baik dengan penjelasan yang memotivasi. Semua butuh proses untuk belajar!”
Elsye
1 komentar:
saya berkomunikasi harus liat orangnya.karena saya tidak pandai berkomunikasi..saya takut menyinggung persaan orang.
Posting Komentar