Jumat, 28 Desember 2007

Keterbukaan Dalam Sebuah Relasi

Bincang Bincang Antar Sahabat, Episode Bulan Juli 2007, Jatuh pada hari Selasa, 17 Juli 2007.


Diskusi yang cukup santai dimalam itu kami mulai kira-kira pukul 20.15 WIB (Hmm..ternyata kebiasaan ngaret masih harus kami upayakan terus menerus untuk dapat berkurang)

Setelah doa pembukaan, dengan peserta yang hadir baru kira-kira 8 orang, sang moderator (baca : Kus) segera melempar sebuah pertanyaan tentang tema pada malam itu ttg Keterbukaan.

Sejauh mana sih seseorang itu mau terbuka terhadap pasangannya ?” (Maaf karena waktu yang amat singkat, keterbukaan yang kami bincangkan dimalam itu memang kami batasi pada scope hubungan antara pria dan wanita sebagai seorang kekasih saja)

Mau tahu jawaban2 diantara kita :

  • Cowo : “Sebaiknya ya semua kebaikan dan keburukan yang ada dibuka jujur kepada pasangan, agar nantinya dikemudian hari tidak ada masalah”
  • Cewe : “Harus dilihat dulu tingkat keseriusan hubungan-nya, bila masih PDKT ya sebaiknya jangan terlalu dibuka, tetapi bila sudah pacaran serius atau sudah tunangan barulah sebaiknya jangan ada yang ditutup-tutupi terutama tentang hal negatif yang kita punyai.

Pertanyaan selanjutnya adalah “ Kapan sih waktunya kita harus terus terang alias buka-bukaan tentang sesuatu pengalaman / sesuatu hal yg mungkin lebih cenderung negatif itu ?”

  • Cewe : “Tentu saja untuk menjaga hubungan agar tetap baik, maka sebaiknya diutarakan secara bertahap dan dicari waktu/moment dan suasana yang pas/sesuai”
  • Cewe : Ada sharing tentang pengalaman seorang wanita yang pada tahap awal sebelum pacaran / PDKT si cewe mulai terbuka dan mencoba untuk jujur terhadap pasangan tentang pengalaman buruk-nya yang mungkin sangat membuat kaget si cowo, sehingga ketika si cewe hendak menyatakan perasaan cintanya si cowo menolak dengan alasan bahwa si cowo juga mempunyai suatu latar belakang yang buruk dan nanti bila diteruskan pada tahap yang lebih serius(pacaran) malah akan menjadi tidak baik bagi keduanya…..(hiks hikss alasan ..aja kali ya)

Wah..wah dari contoh kasus diatas, pertanyaannya adalah ,apakah si cewe salah langkah ?

Setelah berbagai pendapat disampaikan sebagai tanggapan atas kasus tersebut, maka bisa diambil garis tengahnya bahwa kita sebaiknya melihat kasus per kasus, mungkin saja di lain pihak dengan kasus yang sama si cowo mau menerima, namun secara umum untuk meminimalisir hal tersebut sebaiknya keterbukaan itu dilakukan secara bertahap dan melihat situasi dimana bisa dilihat batas maximum mana kita perlu terbuka pada saat itu.

Nah…muncul deh pertanyaan berikutnya …(Ups..ini diskusi apa interview…he..he..)

Batas maximum yang seperti apa sih tentang latar belakang negatif yang kita punya dibuka secara terus terang kepada pasangan kita ?

(Di sini peserta berdatangan lagi satu per satu sampai akhirnya kami sharing seru ber-15 orang).

Contoh kasus yang dilempar moderator adalah :

· Apabila pasangan kita berterus terang bahwa dia mengidap HIV.(Batas yang maximumnya kali ya…)

Jawaban peserta sebagian besar cewe adalah memilih untuk mundur dan tidak melanjutkan hubungan kearah yg serius, tetapi tetap memberi dukungan sebagai teman untuk supaya pasangan sembuh.(Is it possible ? apa gak malah tambah desperate tuh pasangannya )

· Apabila di keluarga pasangan mempunyai penyakit keturunan yang cukup membahayakan ?

Jawaban peserta sebagian besar adalah memilih untuk membicarakannya secara baik-baik dengan pasangan untuk mencari jalan keluarnya (Cukup wise juga ya…he..he..)

· Apabila pasangan kita ternyata sudah tidak virgin atau malah sampai melakukan aborsi (nah lo…maximum mana sama HIV ya..), sepertinya contoh kasus yang ini banyak diminati untuk ditanggapi peserta, so kita simak jawaban2nya sbb :

o Cowo : “Kalau ditanya Keperawanan itu penting atau tidak penting
maka saya akan menjawab penting sekali, namun dilihat juga hubungan yang terjalin sudah serius atau belum.Kalau memang serius tentu tidak begitu saja meninggalkan si cewe, tapi dibicarakan dulu untuk dicari tahu alasankenapa sampai tidak
virgin, kalau memang dirasa alasannya tidak bisa diterima ya harus diputuskan secara baik-baik”.
(Hmm..cukup bijaksana dalam membuat orang menderita
he..he..)

o Cowo : “Inginnya sih mendapat cewe yang masih virgin, tp kalau melihat situasi yang berkembang dewasa ini apalagi menurut hasil survey di Jakarta remaja wanita seusia SMP tercatat 30% sudah tidak virgin…mungkin tidak bisa terpenuhi tuntutan mendapat cewe virgin 100% , tapi bukan berarti sulit ditemukan cewe virgin. Masih banyak cewe yang mempunyai perilaku yang baik”

o Cowo : “Kalau disuruh pilih…….ya saya pilih yang perawan”
Caranya tahu /milih gmn ? (kata seorang peserta cowo yg lain) “Ya saya akan coba dulu ha..ha……”

“Huuu…..ini nih yang membuat cewe tidak virgin ..!” teriakan protes dari para peserta mulai membuat gaduh suasana.

Namun tak lama kembali sedikit hening dengan komentar salah satu peserta cewe :

Virgin dan tidak virgin yang seharusnya adalah tidak di tekankan hanya pada cewe, yang menjadi permasalahan adalah tentang perilaku si cewe atau cowo tersebut kenapa bisa menjadi tidak virgin ?

Apabila tingkat hubungan sudah serius dan mengarah ke pernikahan (emang ada ya pacaran yg gak mengarah ke nikah …J?), tentu kuncinya adalah kejujuran. Misalkan si cewe di posisi yg sudah tidak virgin, maka si cewek sebaiknya mencari waktu yang tepat untuk dibicarakan secara jujur, apapun hasilnya nanti harus siap even si cowo akan meninggalkannya dan anggap ini sebuah konsekwensi. Sebaliknya si cowo juga sebaiknya mau mendengarkan dan bersikap bijaksana dalam mengambil keputusan. Pada dasarnya tiap individu punya kelebihan dan kekurangan (sudah satu paket katanya), dan ukuran kekurangan itu masih bisa diterima atau tidak tentu hanya kedua orang yang besangkutan yang bisa memutuskannya.(Idealnya sih begitu……he”)

Karena malam itu sudah menunjukkan pukul 21.45 maka moderatorpun segera menutup bincang-bincang dengan mempersilakan Frater Robby yang suaranya begitu lembut (nyaris tak terdengar……katanya….) memimpin doa sekaligus doa untuk seorang sahabat aktifis KKMK yaitu Elsye yang sakit dan esoknya akan menjalankan operasi.

Eh lupa, sebelum penutup Frater juga dimintai pendapatnya tentang virgin dan tidak virgin…(halah….tetep) menurut pandangan gereja.

“Tentu saja perilaku hubungan sex pranikah dilarang oleh agama Katolik juga dan itu ada dalam alkitab”…begitu kata frater.

Ok Sahabat KKMK itu sedikit resume BASAH bulan Juli 2007, semoga bermanfaat……..

Sampai ketemu di BASAH episode Agustus mendatang dengan tema yang lebih menarik tentunya…….

GBU all
irmina

Tidak ada komentar: