Kamis, 27 Desember 2007

Cerita dari Villa Bella


Ada yang berbeda pada tanggal 25-26 Maret 2006 yang lalu sekitar kurang lebih 60 orang Kaum Muda St. Arnoldus didampingi para pendampingnya yaitu Romo Agus dan Pak Wakijo dari Dewan Paroki, mengikuti Refleksi Diri (Rekoleksi) yang diadakan oleh KKMK (Kelompok Karyawan Muda Katolik) dengan mengetengahkan tema “KORUPSIKAH AKU?”

Peserta berangkat dari Bekasi Pukul 13.30 dengan menggunakan Bis TNI AL. Selama perjalanan cukup mengasyikan karena Bus selalu full music oleh suara-suara kami kaum muda yang hoby menyanyi, dan alunan gitar pun setia menemani.

Hati kami dipenuhi dengan penuh sukacita.

Tiba di Wisma Bella sekitar Pukul 16.30, kami langsung menuju kamar kami masing-masing yang telah diatur oleh panitia, bersih-bersih diri, lalu sedikit bersantai, bercanda dan bercengkerama melepas penat dan lelah di samping beranda Wisma Bella sambil menikmati segelas kopi panas, atau secangkir teh hangat dan sedikit penganan yang disediakan oleh pengelola Wisma.

Pukul 17.30 Session I dimulai, sebelumnya acara Rekoleksi tsb dibuka oleh Pak Wakijo selaku Ketua Bidang Persekutuan, dan sambutan dari Mbak Nuli selaku Ketua Panitia Rekoleksi.

Session I dibawakan oleh Mas Yohanes (Mas Yoh), didampingi oleh Ibu Maria Yoseph.

Kami mencoba mengupas tentang Apa itu KORUPSI?,

Sebelumnya diawali dengan games-games, ice breaking untuk acara perkenalan, agar lebih menghangatkan suasana, karena banyak diantara kami yang memang belum saling kenal.

Kami dibagi menjadi 8 kelompok dengan masing-masing beranggotakan 8-9 orang

Masing-masing kelompok berhak untuk menentukan nama kelompoknya masing-masing,

Antara lain kelompok D’Amour, TTM, Wow Kerenz., Kiss Mmmuah, Ceria, Tulus, Dua Sejoli dan Cabi-Cabi. Tiap kelompok juga harus tampil ke depan, mengenalkan yiel-yiel mereka, (lucu dan kocak-kocak lho).Kami sampai lelah untuk tertawa lepas. He..he....

Setelah makan malam, kami mulai masuk ke acara puncak yaitu Acara Silensium.

Kami dipandu oleh Mas Yoh, untuk duduk diam merefleksikan siapa diri kita selama ini,

Kami diajak merenung, masuk ke dalam hati kami masing-masing, lalu menuangkannya dalam bentuk tulisan, apa saja kebaikan-kebaikan yang pernah kita lakukan, apa saja kelebihan-kelebihan kita, apa pula keburukan-keburukan dan kelemahan-kelemahan kita.

Malam semakin larut, keheningan tercipta, Mas Yoh, makin membimbing kita untuk lebih masuk ke dalam hati kita masing-masing, dengan memejamkan mata, menciptakan suasana doa seperti doa Taize atau doa meditatif. Alunan lagu-lagu taize makin mendukung kita untuk lebih masuk ke dalam hati kami masing-masing, Masuk ke dalam alam penyadaran yang biasanya nyaris tak tersentuh oleh kita, karena kesibukan dan rutinitas harian kita.

Renungan-renungan, kata demi kata Mas Yoh, sungguh membimbing hati kita, untuk lebih menyadari SIAPA KITA, BAGAIMANA KITA, PANTASKAH KITA DISEBUT ANAK TUHAN, KELAKUAN-KELAKUAN KITA DE EL EL

Dan Hati kita pun tersentuh. Penyadaran pun tumbuh, rasa sesal pun tertuang dalam derai air mata kami, tidak hanya kami perempuan tapi juga laki-laki.

Dan yang lebih mengharukan, pengalaman yang tidak pernah kami alami sebelumnya adalah pada acara Pembasuhan Kaki.

Ya, Pembasuhan Kaki. Mas Yoh, membasuh kaki kami kaum laki-laki, memeluk kami, mendengar keluh kesah yang menjadi beban berat kami, membisikkan ke telinga kami kata-kata hiburan yang menyejukkan hati, mencuci kaki kami, dan MENCIUM KAKI KAMI. Ibu Maria Yoseph melakukan hal yang sama kepada kami kaum perempuan.

Malam itu, serasa beban berat kami, tertuang habis di sana, kami merasa ringan,

Romo Agus juga membuka ruang pengakuan dosa, untuk menyempurnakan acara silensium malam itu, kami satu persatu masuk ke ruang pengakuan meskipun kami harus sabar mengantri hingga pukul satu malam dini hari.

Kami merasa lega, merasa lahir baru, dan tidur dengan sangat tenang.

Pagi hari, Pukul 04.30 kami harus sudah bangun untuk doa pagi dilanjutkan dengan pergi ke Taman Cibodas, melakukan meditasi di alam terbuka, meditasi penyadaran diri, sambil menyaksikan celah gunung yang menjulang di hadapan kami, merasakan udara pagi yang menerpa kulit kami, pakaian, perhiasan, dan semua atribut yang melekat di tubuh kami, suara-suara unggas disekitar kami, suara-suara alam, aliran udara yang keluar dari lubang hidung kami, merasakan kehadiran Yesus sungguh di dalam diri kami, mengambil kekuatan dari alam untuk semangat hidup kami.

Setelah Meditasi pagi, kami melanjutkannya dengan olahraga senam pagi spontan,

Lalu kami bermain PERANG BINTANG, cukup heboh, seru dan kompak.

Kami berfoto bersama di sana, dan pemandangan gunung menjadi background kami.

Setelah puas, kami kembali ke Wisma, untuk mandi dan sarapan pagi.

Pukul 08.00 kami mulai session berikutnya. Di session ini, kami makin menyatu dengan kelompok kami, mencoba mengangkat realitas korupsi sehari-hari baik itu Korupsi Waktu saat Kerja, korupsi uang, Korupsi kasih sayang (selingkuh), Korupsi banyak hal.

Kami mencoba menghidupkannya dalam drama singkat, masing-masing kelompok kami.

Dan kalo boleh jujur, banyak juga lho diantara kami yang pandai berakting he.he….

Di akhir session, kami juga harus merumuskan Kiat-Kiat apa untuk menghindari Korupsi, Komitmen apa saja yang akan kami lakukan sepulang rekoleksi.

Kami tuangkan dan sharingkan bersama-sama.

Tengah hari, usai makan siang, kami mulai mempersiapkan diri untuk Misa dipimpin Romo Agus, dilanjutkan dengan Kesan-Pesan, mulai dari Mas Yoh, selaku pembicara, Ibu Maria, Romo Agus, wakil dari teman-teman kita, terutama dari yang baru-baru bergabung, dan terakhir ditutup oleh Pak Wakijo..

Mereka merasa seperti berkumpul dan bersama dengan teman-teman yang sudah sangat kenal lama, Mudah-mudahan KKMK dapat selalu menjadi ‘rumah” bagi siapa saja yang membutuhkan hangat persaudaraan dan indahnya kebersamaan. Kesimpulan dari semua kesan-kesan yang ada adalah bahwa Rekoleksi KKMK kali ini adalah LUAR BIASA, baik dari pembicara, Mas Yoh, Ibu Maria, Pak Jo, Romo Agus, panitia, juga seluruh peserta

Banyak hal yang kami dapat di sana.Dan rasanya kami tak ingin kembali, tak ingin kebersamaan yang telah mesra terjalin harus berakhir begitu saja. “Biarlah semua yang buruk, semua kenangan yang menyakitkan hati, kenangan yang mengecewakan, hancur lebur bersama dengan abu yang kami bakar di akhir acara”

Biarlah semua yang buruk tertinggal di sana, dan biarlah hanya semua yang baik yang kami bawa pulang, jadi bekal untuk langkah kami selanjutnya. “ Begitu Pesan Romo Agus di akhir rekoleksi. (Elsye)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Thank you.
Please visit our blog:
www.villabella.cibodas.blogspot.com